Coklat berasal dari tanaman Kakao , tanaman ini diperkirakan berasal dari Negara Brazil kemudian tersebar dan dibudidayakan berbagai negara di dunia. Di Indonesia saat ini telah marak budidaya coklat untuk industri walaupun belum sebesar di negara wilayah amerika selatan , afrika dan Eropa.
Tanaman kakao biasanya dipanen secara manual oleh tenaga kerja yang beroperasi di perkebunan. Buahnya dipetik dengan tangan dengan bantuan pisau. Setelah dipanen, buah akan dibuka dan isinya dikeluarkan. Bagian dalam buah diisi dengan daging buah lembut berwarna putih dengan jumlah biji sekitar 20 hingga 40 butir. Daging buah berikut dengan bijinya yang sudah dikeluarkan, kemudian disimpan dalam kotak dan ditutup dengan daun pisang. Buah dan biji dalam kotak dibiarkan selama kurang lebih 1 minggu agar mengalami fermentasi.
Ketika proses fermentasi telah selesai, selanjutnya daging buah yang sudah kering dipisahkan dari bijinya. Biji inilah yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan cokelat apabila sudah diproses lebih lanjut. Biji yang sudah bersih dari daging buah akan dijemur hingga kering. Proses ini bisa berlangsung selama 1 minggu, tergantung pada kondisi cuaca. Biji yang sudah dikeringkan kemudian dikirimkan ke pabrik cokelat yang akan memprosesnya.
Berikut Langkah Langkah Proses Pembuatan Coklat
1. Panen
Proses panen adalah tahap awal pengolahan cokelat. Buah cokelat dipetik dari pohonnya. Pilihan buah yang dipanen menentukan kualitas cokelat. Sebab, hanya buah yang matang sempurna di pohon yang memberikan hasil terbaik dari sisi rasa maupun aroma.
2. Fermentasi
Buah cokelat yang dipetik kemudian harus menjalani masa fermentasi selama lima hari. "Fermentasi menggunakan getah dalam buah coklat itu sendiri," kata Tissa. Getah biji mengeluarkan enzim alami. Pada proses ini perlu pengawasan karena kalau terlalu lama, maka hasilnya tidak akan bagus.
3. Pengeringan dan sortir
Biji cokelat hasil fermentasi kemudian dikeringkan dan disortir manual dengan tangan. Pada tahap ini, biji akan dipilah-pilah berdasarkan berat jenisnya. Cara mudahnya adalah dengan menghitung berat per 100 gram. Dalam 100 gram biji coklat yang bagus, harus terdiri 80-90 biji. "Maksimal 95 biji," kata Irvan Helmi, salah satu pendiri Pipiltin. Di luar jumlah tersebut, maka kualitasnya buruk.
4. Pemanggangan
Tak cukup dikeringkan, biji coklat harus dipanggang. "Biar aromanya keluar," . Pada proses ini, tiap biji memiliki suhu dan waktu pemanggangan yang berbeda.
5. Winnowing
Rampung panggang, biji masuk ke proses pemisahan cangkang dan inti biji (nibs). Biasanya cangkang yang setengah hancur itu akan terpisah dalam proses pengayaan.
6. Grinding
Dalam bentuk setengah hancur, inti biji coklat (nibs) digiling halus. Akan lebih bagus kalau alat penggilingnya adalah batu. Nantinya dari hancuran massal ini berupa cairan coklat yang kental.
7. Pengadukan
Cairan cokelat kental berupa pasta tersebut kemudian ditambahi susu dan gula untuk menambah rasa.
8. Couching
Dari pasta berasa agak manis tersebut, masuklah ke proses pengadukan. "Proses ini sekaligus cara untuk mengurangi keasaman," kata Tissa. Selama tiga hari, pasta berasa tersebut diaduk nonstop hingga mengeluarkan hawa panas yang menandai bahwa rasa asam dari pasta berkurang.
9. Tempering
Ini adalah proses akhir pengolahan cokelat yang memisahkan jenis cokelat berdasarkan pengolahan susu. Dalam tahap ini biasanya dihasilkan cocoa butter dan cocoa powder. "Cocoa butter itulah yang sering disebut cokelat putih karena warnanya seperti mentega," kata Tissa. Dalam tahap ini pulalah, cokelat gelap atau dark chocolate biasanya dicetak dalam bentuk bar atau batangan.
Sumber :
tempo.co
9triliun.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar